Dari rasa ingin pulang kini berubah menjadi ingin berjuang
Di pondok kita tinggal
Disitu kita menimba ilmu
Adakah rasa ingin pulang?
Ya, tentu ada...
Dirasa kita ingin pulang
Dirumah orang tua sedang berjuang
Ayah,,, ibu,,, maafkan anakmu ini yang belum bisa membuat kalian bahagia karnaku
Disitulah aku sadar...
Aku harus membuat orang tua bangga denganku
Aku harus berjuang...
Aku harus semangat...
Aku harus kuat...
Yaaa.... Aku harus bisa semua itu
Aku teringat pesan ibu
"Wahai anaku engkau di pondok belajar dengan sungguh-sungguh ibu tunggu kabar baik darimu"
Aku berfikir...
Harapan orang tua begitu mulia
Perjuangan orang tua begitu berat
Apalah aku disini hanya bisa begini
Dari pesan ibu...
Aku ingin membuktikan kepada ibu
Aku bisa, aku akan berjuang bu...
Ibu tunggu kabar baik dariku bu
Dan rasa ingin pulang kian menghilang
Disitu aku belajar bahwa 'Dewasa tidak menunggu kita tua, justru dengan bertambahnya usia harusnya kita sadar, bahwa kedewasaan diri itu penting'
Aeni Fatun Nurfadilah
Komentar
Kemutan kang kang... rebutan nggon memeni klambi, nganti ra di pemeni.. nganti mambu wasuhane..wkwkwkwk
Boleh dikata, mondok itu seringkali menjelma menjadi candu. Semakin lama berburu ilmu semakin kuat candunya. Ada yang bilang, "..dua hal yang membuat kita ketagihan, mencari harta dan menuntut ilmu.."
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MENARA GADING
Ketika kau mengawali Hari dengan hati yang gelisah Dan penuh dengan masalah Apakah kau mampu sampai pada Perjalanan terjal? Jalan yang tak kau sendiri ketahui Waktu
Ya Nabi Ya Rasulallah SAW
Sungguh hari yang bahagiaDimana orang orang seakan mati rasa Entah ingin menangis entah bahagiaKeduanya terbalut bersama shalawat atas Rasul-Nya Rabbiul awwal telah tibaMengajak kita
Tenggelam di Kalam-Mu
Matahari sedang bersiap kembali ke peraduannya. Langit yang tadi tampak biru cerah perlahan menyemburatkan kemilau jingganya. Burung-burung yang telah mengembara terlihat bergerombol he
Indah Dalam Nama
Indah dalam namaSyahdu kala di ucapYang tak sukae kala di ucap Tertera indah dalam kataMengiringi ribuan maknaSingkat namun memikatSeakan semua hal telah terikat Menghiasi satu kataYa
Tapak Tilas Anak Pesantren
Jauh Dari Keluarga Saat dipondok itu Menyakitkan... karena aku jauh dari orang orang yang aku sayangaku hanya bisa menyendiri dan menyendiri Aku rindu dengan orang tuaku tuhan
Sepanjang sujud
Pagi menyimpan cerah Siang menyimpang dahaga Malam menyimpan mimpi Semua dalam tasbih Doa sepanjang sujud
Doa Petang
Semakin ku diam dalm gelap Bertanya pada hati Betapa banyak tinta yang kau buang Sebelum kau tuliskan? Afalaa ta'qiluun Aku terjatuh sedalam-dalamnya Dalam cermin doa
Sudut Doa
Seribu titisan hujan Yang jatuh disela-sela malam Menjadi bayangan yang tak diimpikan Kuharus melihat kekabutan malam Yang bukan lagi igauan Dengan pelan-pelan
Hati Yang Sujud
Seorang gadis berteduh dibawah payung Memeluk tubuh yang basah tersiram sendu Angin dingin membelainya Bibir menggigil tanpa suara Menahan bulir yang akhirnya tumpah d
Menuju Subuh
Gemercik air memecah lamunan Tetesan embun bening Meningkat kedapan pertemuan @Bungkopisajen
Boleh dikatakan orang yang sungguh-sungguh niat belajar, apapun akan jadi pelajaran walaupun dari hal terkecil. Tapi orang yang tidak niat belajar, sedang belajar pun tidak akan jadi pelajaran